Produksi gas dari
kilang PT Arun NGL, Lhokseumawe, sampai saat ini tinggal enam persen
lagi jika dibandingkan dengan masa puncak produksi pada 1994 yang sempat
mencapai 224 kargo/kapal LNG.
Jumlah produksi gas yang diolah kilang Arun menurun karena
cadangan gas yang ada di ladang Arun yang dikelola ExxonMObil kian
minim.
Hal itu disampaikan Presiden Direktur PT Arun, Ir Iqbal Hasan Saleh,
dalam sambutannya pada acara penyerahan secara simbolis sarana
laboratorium komputer kepada 31 sekolah yang ada di tiga kecamatan di
Kota Lhokseumawe, Rabu (3/4).
Dijelaskan, jumlah produksi gas alam cair untuk diekspor oleh Arun
pada 2012 hanya 16 kapal/kargo dengan kilang produksi satu kereta yang
sebelumnya berjumlah enam kereta.
Dikatakan, semua jenis kontrak Arun akan berakhir pada 2014. Untuk
itu, lahan kilang Arun dengan luas 1.980 hektare, bagaimana caranya,
diupyakan dapat berfungsi kembali dengan berbagai proyek industri di
dalamnya.
Untuk diketahui, ujarnya, meski Arun akan berakhirnya kontraknya
antara pemerintah dengan pihak lain pada 2014, Arun tetap akan jaya
dengan jenis proyek lain dengan menggunakan lokasi kilang LNG Arun yang
ada saat ini.
Pemerintah pusat telah menyetuji proyek regasifikasi di bekas kilang
LNG Arun, yaitu pemasangan pipa dari Aceh ke Medan yang segera dilakukan
oleh kontraktor pemenang tender.
Untuk kelancaran pemasangan pipa gas untuk kepentingan distribusi
kebutuhan gas untuk industry di Medan itu, pihaknya akan melakukan
sosialisasi kepada masyarakat yang tinggal di sepanjang jalur jalur pipa
yang akan dilalui itu.
Untuk pembangunan pipa gas tersebut, ungkapnya, sangat dibutuhkan
dukungan masyarakat karena proyek ini diharapkan selesai pada
pertengahan 2014.
Dia meyakinkan masyarakat Aceh bahwa Arun tidak akan mati meskipun
bisnis kilang LNG telah berakhir pada tahun ini. Selain untuk proyekk
regasifikasi, di tempat yang sama juga akan dibangun proyek pembangkit
listrik untuk Aceh.