Banda Aceh - Ada dua proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi (geothermal)
yang sedang disiapkan Pemerintah Aceh dengan menggalang investasi
swasta, yakni di Jaboi Sabang dan Seulawah Agam, Aceh Besar. Pembangkit
listrik tenaga panas bumi ini membutuhkan investasi yang tak sedikit
dengan hasil energi yang sangat bersih (green energy).
Dalam pengerjaannya pertama sekali dikelola oleh perusahaan yang
berminat untuk melakukan eksplorasi potensi panas bumi, dengan modal
perusahaan itu sendiri. Setelah ditemukannya daya panas bumi yang bisa
di gunakan untuk pembangkit listrik, proyek tersebut baru bisa di tender
untuk pengerjaan dan pembangunan pabriknya.
Untuk eksplorasi potensi geothermal di kawasan Gunung Seulawah
membutuhkan investasi senilai Rp 220 milyar di wilayah seluas 45.000
hektar. Karena mahalnya biaya "gambling" (berjudi) ini, maka hanya sedikit perusahaan swasta yang bergerak di sektor sumberdaya panas bumi ini. Proyek geothermal seperti ini mengandung resiko yang tinggi bagi investor.
Sedangkan investasi yang dibutuhkan untuk pembangunan pabriknya,
sekitar Rp 1,6 Triliun. Energi yang dihasilkan dari pembangkit
geothermal ini kemudian dijual ke PLN. Khusus untuk sumber geothermal
Seulawah Agam akan dialirkan ke jaringan grid Sumatra.
Pemerintah Aceh sendiri mengucurkan dana senilai Rp 80 Milyar untuk proyek geothermal Seulawah ini. Dana ini merupakan hibah dari Bank Pembangunan Jerman KfW.
Masih menurut Syakur, Kabid Migas dan Energi Dinas Pertambangan Aceh,
eksplorasi satu sumur mencari uap panas bumi tersebut bisa menghabiskan
biaya sangat besar.
Bantuan dana Rp 80 milyar dari pemerintah tersebut nantinya akan
diberikan kepada pemenang tender pembangkit listrik tenaga panas bumi di
gunung Seulawah Agam. Sedangkan sisanya senilai Rp 140 milyar lagi akan
di tanggung si pemenang tender sendiri. Potensi panas bumi Seulawah
Agam mencapai 40-55 MW dengan biaya proyek sebesar 120 juta euro atau
setera dengan Rp 1.5 trilliun.
Namun yang menjadi pertanyaan, ketika proyek tersebut berhasil dan
menghasilkan energi panas bumi, bagaimana pengembalian dana dari
pemerintah Aceh Rp 80 Milyar, dan apa keuntungan bagi pemerintah Aceh?
“Setahu saya modal yang telah di tanam pemerintah Aceh dalam proyek
geothermal di Seulawah tersebut akan menjadi saham pemerintah,” terang
Syakur.
Dana hibah Bank Pembangunan Jerman (KfW) itu akan menjadi saham Pemerintah Aceh melalui BUMD yang ditunjuk.
Pertamina, Origin/PLN, Ormat/Toba Sejahtera dan Chevron merupakan empat perusahaan yang mengikuti tender geothermal Seulawah
Agam ini. “Tendernya sedang berlangsung. Sekarang masih dalam tahapan
evaluasi,” kata Said Ikhsan, Kepala Dinas Pertambangan Aceh kepada The
Globe Journal Senin (29/4/2013).
Said tidak memberikan konfirmasi ketika ditanya kapan proses tender
yang sudah berjalan cukup lama ini akan selesai. Masing-masing
perusahaan yang mengikuti tender diwajibkan menyetor uang jaminan
sebesar Rp. 1 Milyar.