Mungkin nama pembangkit listrik yang satu ini masih asing di telinga
kita karena memang terbilang baru di Indonesia. Sumber energi terbarukan
yang saat ini banyak dikembangkan di negeri kita hanya di seputar
tenaga mikrohidro, tenaga angin dan tenaga surya. Sumber energi yang
berupa biomassa,
belum banyak dikembangkan, padahal potensinya sangatlah besar. Salah
satu potensi biomassa yang sangat besar dan belum banyak dimanfaatkan
adalah pelepah sawit.
Riau merupakan salah satu provinsi yang kaya akan limbah biomassa
sawit tersebut. Luas lahan kebun sawit Riau pada tahun 2009 tercatat
sekitar 1,6 juta ha. Dengan kepemilikan seperti terlihat pada tabel 1.
Dari luas lahan tersebut 70% sudah memasuki usia panen (diatas lima
tahun). Saat ini produksi CPO dari propinsi Riau tercatat 5,2 juta ton
atau sekitar 25% produksi CPO nasional.
Tabel 1 : Luas lahan Perkebunan Sawit Riau berdasarkan kepemilikan lahan
No | Perkebunan | Luah Lahan (Ha) |
1 | Perkebunan milik negara/pemda | 110.000 |
2 | Perkebunan Besar Nasional | 960.000 |
3 | Masyarakat umum | 506.000 |
TOTAL | 1.576.000 |
Dari kebun kelapa sawit juga dihasilkan sejumlah komponen biomassa
seperti tempurung, serabut, tandan kosong kelapa sawit, pelepah dll.
Untuk tiap ha kebun, produksi biomassa dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2 : Produksi biomass Sawit/Ha dan nilai kalornya
No | Biomassa Sawit | T/ha | Nilai kalor (kcal/kg) |
1 | Tempurung | 1,2 | 4050 |
2 | Serabut | 4,3 | 3200 |
3 | Tandan Kosong KS | 5,2 | 3100 |
4 | Pelepah sawit | 6,2 | 2940 |
Produksi biomassa sawit tiap ha sekitar 18 ton, sehingga potensi
biomassa sawit di Provinsi Riau sekitar 28 juta ton/tahun. Cangkang dan
serabut saat ini sudah banyak dimanfaatkan sebagai sumber energi
pemanasan untuk industri kelapa sawit, sementara itu untuk tandan kosong
sawit umumnya dikomposkan untuk digunakan sebagai pupuk organik.
Sementara itu pelepah sawit yang diproduksi 6,2 ton/ha saat ini belum
termanfaatkan dan umumnya dibiarkan membusuk di lahan kebun sawit.
Pembusukan pelepah sawit tersebut dapat menghasilkan gas rumah kaca
seperti methane dan CO2. Sehingga pemanfaatan biomassa pelepah sawit ini akan mengurangi gas rumah kaca tersebut.
Gasifikasi biomassa merupakan teknologi yang dapat memanfaatkan
biomassa sawit tersebut menjadi energi listrik yang sangat bermanfaat
bagi daerah pedesaan di Riau yang masih belum dapat menikmati listrik.
Dari potensi biomassa sawit sejumlah 28 juta ton/tahun dapat dihasilkan
listrik sekitar 2.300 MWh/thn dengan menggunakan Unit Gasifikasi
Biomassa. Sehingga jika peluang ini dioptimalkan maka tingkat
elektrifikasi Propinsi Riau dapat mencapai 100%.
Proses gasifikasi biomassa sawit meliputi pretreatment, gasifier, pengkondisian gas (penghilangan partikulat tertentu dan kompresi gas), dan diesel engine generator
(Gen-set). Biomassa sawit yang berupa limbah utuh berukuran cukup
besar. Ukuran biomassa ini diperkecil dengan menggunakan mesin pemotong.
Biomassa pelepah diambil dari perkebunan-perkebunan sawit untuk
kemudian diangkut ke lokasi gasifikasi. Pelepah ini kemudian dimasukkan
ke dalam mesin pemotong sehingga ukuran biomassa menjadi lebih kecil,
kurang lebih 5 cm. Selanjutnya, potongan tersebut dimasukkan dalam
gasifier untuk mengalami reaksi gasifikasi. Setelah proses gasifikasi,
gas dibersihkan dari partikulat tertentu dan didehidrasi. Selanjutnya
gas masuk ke dalam diesel engine dan akhirnya akan dihasilkan
listrik. Gas produser yang dihasilkan gasifikasi akan mensubstitusi
kebutuhan solar mesin diesel sebanyak 30 – 60%.
video gasifikasi biomassa silakan klik link ini