pasang

Selasa, 30 April 2013

Pemkab Pangkalpinang Dukung Pembangunan PLTN

Pemerintah kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) meminta agar di provinsi tersebut segera dibangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).
"Kalau tidak ada sentuhan iptek, maka kemajuan bangsa tidak akan pernah terwujud. “Agar ada keputusan nasional yang kuat untuk pelaksanaan pembangunan PLTN. Karena tanpa energi tidak ada budaya,”kata Walikota Pangkalpinang Zulkarnain Karim.
Hal tersebut dikatakannya dalam ceramah umum di  hadapan jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,  Ballroom Hotel Aston Soll Marina Pangkal Pinang.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Gusti Muhammad Hatta menekankan jika nantinya PLTN dibangun di Babel dirinya berharap masyarakat Babel jangan hanya jadi penonton, tapi harus jadi pemain. “Seandainya nanti disini jadi dibangun PLTN, maka saya ingin putra-putri Babel-lah yang menangani semuanya karena saya yakin mereka bisa,” tegas dia.
Ceramah umum dengan tema Pelaksanaan Program MP3EI dan Program Penguatan SIDA tersebut dibuka secara resmi oleh Wakil Gubernur Provinsi Kepuluan Bangka Belitung Rustam Effendi, dihadiri Sekda Provinsi Babel Imam Mardi, Walikota Pangkalpinang Zulkarnain Karim, Bupati Belitung Darmansyah Husain, Danrem 045 Garuda Jaya Kolonel Inf Didied Pramudito, dan Kepala BATAN Djarot Sulistio Wisnubroto.
Kepala BATAN Djarot Sulistio Wisnubroto mengungkapkan Pemerintah sendiri sebenarnya memberikan dua kegiatan utama terkait dengan rencana pembangunan PLTN. Pertama lakukan diseminasi dan sosialisasi iptek nuklir, termasuk pemberian beasiswa kepada siswa-siswa yang berasal dari BangkaBelitung. Kedua percepatan persiapan infrastruktur termasuk studi tapak dan studi kelayakan. “Dua hal ini yang dilakukan. Itulah perintah dari pemerintah untuk secara garis besar dilakukan oleh BATAN,” papar Djarot.
Alasan kenapa studi kelayakan dilakukan di Pulau Bangka, sambungnya,bahwa Pulau Bangka daerahnya stabil, tidak jauh dari daerah yang memang membutuhkan listrik, disamping Bangka Belitung, Sumatera, dan Pulau Jawa. Sedangkan daerah stabil lainnya adalah Kalimantan.
Menurutnya kita jangan sampai terjebak kalau kita mengatakan bahwa Indonesia itu semuanya daerah gempa. Kita semua hidup di ring of fire. “Padahal sebenarnya tidak demikian. Jadi banyak daerah-daerah yang kita dapat dikatakan daerah stabil. Itulah daerah yang kita studi lebih lanjut,” ujarya.
Studi Kelayakan yang dilakukan direncanakan selama tiga tahun (2011-2013), namun di tahun kedua (2012), setelah peristiwa kecelakaan Fukushima Jepang, BATAN banyak mendapatkan tekanan untuk menghentikan kegiatan studi kelayakan di Pulau Bangka. Tetapi pemerintah tetap komit bahwa studi kelayakan harus tetap dilakukan.
“Tapi ada pertanyaan menarik, berapa sih sebenarnya jumlah korban jiwa dari kecelakaan nuklir Fukushima?,” tanya Djarot kepada mahasiswa yang hadir dalam acara tersebut. “Nol. Jadi tidak ada korban jiwa kecelakaan nuklir Fukushima. Yang ada adalah korban tsunami di berbagai daerah di Jepang, baik yang meninggal maupun yang hilang,” pungkas dia

pasang
Diberdayakan oleh Blogger.